Semarak Waisak Tridharma

Dengan mengangkat tema “Kerukunan Tanpa Batas” dan sub tema “Dharma is Peace” tepat beberapa hari sesudah detik – detik waisak 2562. Panitia Peringatan Hari Besar Tridharma telah berhasil menyelenggarakan Perayaan Tri Suci Waisak  secara sederhana di Resto Ekaria Ketapang Jakarta, pada minggu 3 Juni 2018. Acara yang berlangsung pukul 15.30 sd 19.00 ini diwarnai dengan berbagai macam penampilan pentas seni yang dimeriahkan oleh anak – anak sekolah minggu, muda – mudi tridharma dan para bapak & ibu tridharma dari berbagai daerah di Jabotabek.

Awal acara dimulai dengan berbagai tarian yang disuguhkan oleh muda – mudi tridharma dan diselingi oleh beberapa sambutan yang disampaikan oleh Ketua Perkumpulan Tridharma yaitu Romo Marga Singgih, M.Pd. yang didalam sambutannya beliau berpesan “Dalam merayakan/memperingati hari kelahiran ataupun hari besar dari Tiga Guru Agung Tridharma (Sam Kauw Seng Jin/ San Jiao Seng Ren)  jangan setengah – setengah atau bisa dibilang pilih – pilih, semua harus dirayakan dalam setiap tahun meskipun secara sederhana, tetap harus diperingati. Karena itu sudah satu paket dalam bagian Hari Besar Tridharma, Bulan ini SejitNya Buddha, Beberapa bulan depannya lagi SejitNya Khong Hu Cu dan seterusnya SejitNya Lao Tze semua harus dirayakan”. dan dilanjutkan oleh Ketua Panitia Peringatan Hari Besar Tridharma Sdr. Wisnu Murtri Sri Budiarto.

Setelah sambutan tersebut, acara semakin ramai dengan adanya suara tambur, ooo.. rupaya ada barongsai juga ikut meramaikan suasana perayaan waisak ini. Kemudian setelah itu barulah kita memasukin sesi hening dan hikmat yaitu, diawali dengan Tim Prosesi menuju altar untuk menyerahkan Persembahan, diiringi dengan Gita Kami Memuja yang dinyanyikan oleh seluruh umat yang hadir pada saat itu mencapai 400 san orang dari berbagai daerah di Jabodetabek, suasana saat itu sangat hikmat sekali. Kemudian setalah itu ada peyulutan lilin kebaktian dan lilin 5 warna yang secara berurutan dinyalakan oleh beberapa Tokoh Tridharma, diantaranya adalah Ramani Pandita Linda Souw, Bapak Dedi Hidayat, Bapak Keng Joe Hok, Ibu Tan Tjin Siang, dan Bapak Koko. Kebaktian dimulai dengan Doa Tridharma dan beberapa Nien Cing Pujian kepada Tiga Guru Agung ( San Jiao Seng Ren ).

Pada waisak ini Khotbah Dharma atau Dharmadesana disampaikan oleh Y.A. Bhiksu Bhadra Pala Sthavira ( Suhu Xian Bing ) dan didampingi oleh Y.A. Bhiksu Sakya Sugata ( Suhu Neng Xiu ). Suhu berpesan bahwasanya perbuatan setiap kita, harus dapat sesuai dengan Dharma jika kita sudah mau dan ikut dalam kebaktian di wihara setiap minggunya, apalagi kita sering sembahyang dan nien cing (baca parita), harusnya kita sudah mengerti itu tandanya kita sudah mengenal Dharma, tinggal dijalankan atau diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari , jika dijalankan dengan sungguh – sungguh maka akan menghasilkan keharmonisan dalam lingkungan keluarga, karena kalo sudah mengenal dharma, sudah sering datang ke wihara sudah tidak boleh lagi yang namanya marah – marah, karena itu akan menimbulkan ketidak harmonisan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.

Kemudian setelah Dharmadesana selesai, dilanjutkan pemberkahan dengan Pemercikan tirta oleh Suhu Neng Xiu diiringi dengan lantunan nien cing da bei zhou, dan memasuki puncak acara selanjutnya yaitu Yu Fo (Pemandian Rupang Bayi Siddhartha Gautama) yang dipimpin dan diawali langsung oleh Suhu Xian Bing dan Suhu Neng Xiu kemudian diikuti oleh ratusan umat secara bergantian satu persatu.

Acara berikutnya lampu di ruangan dipadamkan, ooo…! Selanjutnya adalah menyanyikan Gita Malam Suci Waisak, dan setiap umat sudah memegang satu batang lilin kecil yang dihiasi dengan kertas origami berbetuk bunga teratai, ternyata ini adalah hasil karya dari muda – mudi tridharma dari PERMATA, mereka sudah mempersiapkannya dua minggu sebelum acara dimulai, luar biasa.! Umat pun menyanyikannya dengan penuh hikmad apalagi suasana ruangan gelap dan hanya dikelilingi oleh cahaya lilin – lilin kecil diiringi oleh lantunan musik dan lagu yang sangat indah.

Kebaktian ditutup dengan diiringi Doa Penutup dan Gita Rumah Sentosa, Umat menghormat altar dan tidak langsung pulang, masih ada lagi penampilan paduan suara dari Ibu – Ibu Tridharma Hok Tek Bio Cibinong sambil dilanjutkan dengan ramah tamah dan cia peng an, acara pun selesai. Dan ternyata umat masih belum bubar juga, umat yang hadir bergantian ingin berfoto di area Altar Yu Fo, memang sih altarnya keren banyak bunga – bunganya, dengan dilatar belakangi oleh altar yang keren juga tentunya, semoga kedepannya panitia dapat membuat acara yang sederhana lagi dan penuh makna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *