Tradisi 7 Jenis Sayur Pada Hari Ke 7 Setelah Tahun Baru Imlek
Tradisi 7 Jenis Sayur Pada Hari Ke 7 Setelah Tahun Baru Imlek
By : Flora Tan
Tanggal 22 Februari 2018 atau hari ke 7 setelah tahun baru Imlek diperingati sebagai hari Ren Ri 人日 atau Hari Manusia dimana pada hari Ren Ri memiliki tradisi untuk makan 7 macam sayuran七样菜 yang kebanyakan berwarna hijau atau bubur 7 jenis sayuran (bubur Nanakusa dalam tradisi orang Jepang), ada juga yang menyantap misoa sebagai pelambang panjang umur. Pada hari Ren Ri, Masyarakat Tionghoa di Singapore dan Malaysia biasanya memiliki tradisi makan yu sheng 7 warna 七彩鱼生 sejenis sajian salad ikan yang sangat popular saat tahun baru imlek yang memiliki kesamaan pelafalan dengan yu sheng 余升 yang berarti meningkatnya kelimpahan. Makan 7 jenis sayuran memiliki harapan agar mendapatkan hal – hal yang baik dimana setiap jenis sayur memiliki artinya masing – masing. Ada yg mengatakan saat makan 7 jenis sayur harus dihabiskan dan tidak boleh tersisa atau terjatuh karena melambangkan keberuntungan yang terjatuh
Legenda Penciptaan Manusia Pada Hari Ke 7 Versi Tiongkok Kuno
Tradisi Ren Ri人日 bermula dari Dinasti Han dan mulai berkembang pada Dinasti Wei dan Jin. Ren Ri (Hari Manusia) berlatar belakang hari penciptaan manusia di hari ke 7 oleh Dewi Nüwa 女媧 setelah sebelumnya Ia telah menciptakan hewan2 dengan urutan hari pertama menciptakan ayam, hari kedua anjing, hari ketiga babi, hari keempat kambing, hari kelima sapi, hari keenam kuda, hari ketujuh manusia. Masing – masing hari penciptaan merupakan hari ulang tahun makhluk bersangkutan dimana ada pantangan untuk melakukan pembunuhan makhluk tersebut pada hari ulang tahunnya. Jadi karena manusia diciptakan pada hari ke 7 maka Ren Ri ini memperingati hari ulang tahun seluruh manusia. Ada juga yang mencatat hari kedelapan sebagai hari ulang tahun biji – bijian, hari kesembilan ulang tahun langit dan hari kesepuluh ulang tahun bumi
Dikisahkan setelah jagat raya terbentuk, Dewi Nüwa 女媧 menciptakan manusia pada hari ketujuh mengambil segenggam tanah liat kuning yang dicampur air dan membentuknya dengan tangan sendiri. Tetapi karena lambat dan lelah, Iapun mencelupkan tali ke dalam tanah liat dan mengibaskannya sehingga terciptalah manusia dalam jumlah banyak. Manusia yang diciptakan dari tangan sendiri adalah kaum bangsawan dan kaya sedangkan manusia yang diciptakan dari kibasan tali tanah liat adalah rakyat jelata
7 Jenis Sayur
Tiap daerah / suku di Tiongkok (Zhejiang, Guangdong / Konghu, Fujian / Hokkien, Khek, Tiociu, dsb) mempunyai tradisi yang berbeda untuk jenis sayur yang dijadikan bahan 7 rupa bahkan etnis Tionghoa di Indonesiapun memiliki versinya sendiri. Terlepas apapun jenis sayur yang dipilih masing – masing Suku, tiap jenis sayur memiliki makna sendiri seperti :
– Seledri (芹菜 Qin Cai) memiliki kesamaan bunyi dengan Qin勤 yang artinya rajin, tekun, ulet
– Daun Son 大蒜 (Da Suan) bunyi mirip Suan 算 maknanya berhitung teliti
– Lokio 香葱 (Xiang Cong) bunyi mirip Cong Ming 聪明 yang berarti cerdas, memiliki kemampuan
– Kucai 韭菜 (Jiu Cai) bunyi mirip Tian Chang Di Jiu天长地久 simbol kelanggengan atau keabadian
– Sawi Pahit/ Kuachai大芥菜 (Da Jie Cai) bunyi mirip Da Fa Cai 大發財 simbol kekayaan. Namun ada versi yang mengatakan You Ji Mou 有计谋 yaitu memiliki perencanaan atau siasat
– Kembang Tahu 豆腐竹 (Dou Fu Zhu) bunyi mirip Fu Zu 富足 simbol kekayaan
– Daun Ketumbar / Daun Wansui 芫荽 (Yan Sui) bunyi mirip Yuan Fen缘分, Tuan Yuan团圆 simbol hubungan atau persatuan
– Lobak萝卜/菜头 (Cai Tou) bunyi mirip Hao Cai Tou好彩头 bermakna keberuntungan dalam bisnis
– Selada生菜 (Sheng Cai) bunyi mirip Sheng Meng 生猛 yang artinya hidup, penuh semangat
– Sawi Putih Da Bai Cai 大白菜 seperti Qing Bai清白 artinya bersih
Suku Min Nan (Fujian Selatan) menyebut sayur Pocai / Horenso dengan Fei Long 飞龙 atau bunyi mirip Sheng Long Huo Hu 生龙活虎 artinya penuh semangat dan kekuatan. Ada juga yang menambahkan ikan Yu 鱼 bunyi mirip Nian Nian You Yu年年有余 yang berarti tiap tahun ada kelebihan. Masih terdapat jenis sayuran lain yang dijadikan bahan seperti kailan, caisim, dll.
Di Jakarta sendiri sayur 7 rupa bisa dicari di pasar – pasar yang banyak terdapat etnis Tionghoa seperti Pasar Muara Karang, Pasar Petak Sembilan, dll yang dijual dalam bentuk paketan saat Ren Ri hari ketujuh setelah tahun baru Imlek namun tradisi ini sendiri sudah tidak banyak diketahui apalagi dijalankan oleh etnis Tionghoa di Indonesia.
Salam,
Flora Tan