Manusia Ideal Menurut Sheng Ren Kong Zi
Manusia Ideal Menurut Sheng Ren Kong Zi
Oleh Christian Arie
Khong Hu Cu atau Sheng Ren Kong Zi, Sebuah nama yang tidak bisa dipisahkan dari Trilogi ajaran Tridharma. Siapapun tidak bisa menyangkal atau membantah kontribusinya dalam menginspirasi setiap orang, bukan hanya para umat Tridharma tapi juga seluruh manusia di dunia.
Lepas dari sebuah agama / kepercayaan yang kini di sah-kan di Indonesia, N.A. Khong Hu Cu atau dunia lebih mengenalnya dengan sebutan ”Confucius”, beliau telah memberikan pengaruh yang sedemikian besarnya. Bahkan, Founder Piagam Kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence) sangat terpengaruh oleh ajaran Confucius, Thomas Jefferson yang merupakan salah satu Presiden dari Negara terbesar di dunia sendiri mengakuinya.
Dalam sebuah karyanya, NA. Khong Hu Cu memberikan sebuah esai yang mengetengahkan sebuah judul “Bagaimana Konsep Manusia Ideal yang Sesungguhnya”. Konsep manusia ideal yang ditawarkan oleh Confucius adalah seseorang dapat menjadi pimpinan bukan karena keturunan tetapi karena keagungan watak dan tingkah laku yang baik. Sangatlah tidak beralasan jika seorang manusia memandang dirinya adalah sosok manusia ideal karena keturunan, karena dalam prakteknya banyak kita temui contoh manusia yang mempunyai dasar keturunan baik (bahkan sangat baik) tetapi dalam kenyataan banyak yang terjerumus dalam kesalahan yang membuat dirinya disebut sebagai manusia yang tidak ideal. Contoh : Para pejabat negara yang terjerat korupsi, para anak pemuka agama yang terjerumus narkoba, dan banyak lagi.
Menurut Confucius bahwa setiap manusia berpotensi menjadi chu-tzu , dan di dalam naluri manusia terkandung benih-benih kebaikan yang terdiri dari jen (perikemanusiaan), yi (kelayakan), li (sopan santun), dan chi (kebijaksanaan).
Dalam era sekarang, dimana teknologi menjadi “Tuan Rumah” pembentuk diri seseorang, semua aspek benih kebaikan tersebut dipandang bukan suatu hal yang relevan. Dan hal tersebut sangat tidak benar. Bukan menjadikan teknologi dan kemajuan jaman sebuah “Kambing Hitam” untuk meninggalkan hal-hal mulia tersebut. Malah disarankan untuk men-selaraskan-kan kemajuan jaman dengan benih-benih kebaikan agar kita semua dapat menjadi manusia yang baik. Dan terutama menjadi MANUSIA YANG IDEAL.
Karena secara keseluruhan masih berwujud suatu potensi, maka proses selanjutnya secara lengkap merupakan tanggung jawab manusia, hal ini berkaitan dengan kemauan dan kemampuan seseorang di dalam upaya menumbuh kembangkan benih-benih tersebut bagi diri pribadinya. Dengan demikian berbagai faktor, baik dari dalam maupun luar manusia mempunyai peran yang demikian besar terutama dalam perwujudan jati diri manusia, maka cara yang paling tepat dan baik adalah hendaknya senantiasa berpedoman kepada agama, kepercayaan, dan norma-norma yang masih berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia dewasa ini (Lasiyo, 1998 : 8-9).
Marilah memandang sebuah kemajuan jaman yang berbasis teknologi sebagai sebuah sarana pendukung manusia untuk menanamkan benih-benih kebaikan dalam dirinya sesuai dengan ajaran Nabi Agung Khong Hu Cu.