Lin Chao En Pendiri Tridharma ( San Jiao/ Sam Kauw )
Lin Chao En Pendiri Tridharma

Lin Chao-en lahir pada tahun 1517 dalam sebuah keluarga akademisi di Pu-Tien provinsi Fukien. Beliau terlahir di keluarga akademis, sehingga ia melanjutkan studinya dengan beasiswa pula. Setelah mencapai gelar akademis pertamanya pada tahun 1534, Lin menyadari sistem pendidikan pada saat itu tidak relevan dan cenderung diarahkan semata-mata untuk penyediaan pejabat untuk administrasi kekaisaran. Pada 1546, ia meninggalkan studi konvensional dan berangkat pada pencarian untuk menemukan jalan spiritual untuk dirinya sendiri. Setelah mendapatkan banyak ilmu yang ia cari, pada tahun 1551 ia memulai karirnya sebagai guru, mengajar pemikiran pemikiran yang ia ambil dari 3 ajaran.

Maka penghormatan untuk Lin dan kuil-kuil yang dibangun menghormatinya pada pijakan yang sama dengan Pendiri Tiga Agama. Karya-karyanya dicetak ulang dan menjadi teks-teks suci untuk mengembangkan agama yang menganggap dia sebagai pendirinya. Pada akhir Dinasti Ming, Kaisar mengeluarkan fatwa yang melarang ajaran Lin untuk berkembang. Akhirnya buku buku dan kitab suci Tridharma dibakar pada zaman itu, namun agama Tridharma tetap mengakar dan menyebar dengan sendirinya dikalangan rakyat jelata. Hal itu terjadi karena ajaran Lin lebih menekankan kepada praktek sehari hari agar manusia dapat sehat jasmani rohani dan dapat hidup bahagia. Dari beberapa artikel yang saya baca lewat media online, diketahui bahwa Lin Chao En ini belajar dari banyak guru guru spiritual yg mengajar ketiga ajaran (Tridharma). Beliau belajar Tao Alkemia, Neo Confucianisme dan Chan Buddhism. Faktanya ajaran yg dipelopori oleh Lin Chao ini mendapatkan respon positif dari banyak orang sehingga terus berkembang. Setelah belajar ketiganya, beliau giat menyebarkan paham 3 ajaran ini yg kita kenal “Sam Kauw It Li”.
“Lin Zhao mendirikan San Jiao (Tridharma) sebagai contoh dari sinkretisme yang sempurna di mana ketiga ajaran telah dibentuk menjadi satu kesatuan yang koheren dengan menjaga identitas mereka Pada saat yang sama, ketidakjelasan relatif batas antar-agama di Cina telah menyebabkan pertukaran, perampasan dan fusi, baik dalam bentuk-bentuk baru dari agama sinkretis gagasan kesatuan dari Tiga Ajaran Konfusianisme, Taoisme dan Buddhisme atau pinjaman eklektik dari beragam tradisi dalam agama rakyat Cina” (A. Judith Berling dari buku “The Syncretic Religion of Lin Chao-en”)
Tulisan ini diambil dari berbagai sumber Ensiklopedia Buddhis Tulisan-Tulisan A. Judith Berling
