Kapita Selekta Tridharma

Kapita Selekta Tridharma
Oleh Marga Singgih

Agama Buddha yang diyakini oleh umat Tridharma (Sam Kauw) itu adalah Buddhism Mahayana karena umat Sam Kauw itu yakin kepada Amitabha Buddha, Bhaisajyaguru Buddha dan juga para Buddha lain nya serta para Bodhisattva Mahasatva seperti :

  • Avalokitesvara
  • Maitreya
  • Ksitigarbha
  • Mahastanaprapta
  • Samantabadra
  • Vajrapani
  • Manjusri dan lain lain.

Dengan demikian maka sejatinya umat Tridharma (Sam Kauw) itu membaca mantra dari Teks Sansekerta dan atau Teks Hokkian / Mandarin dan sebenarnya yang paling cocok adalah Teks Mandarin sehingga semua komunitas bisa bersama (Peranakan, Hokkian, Hakka, Teo Ciu, Kanton dll).

Maka secara perlahan umat Tridharma (Sam Kauw) memperbaiki diri dan belajar Nien Jing berbahasa Mandarin dng Han Yue Pin Yin sehingga kaum peranakan pun bisa membacanya.

Kalau selama ini umat Tridharma membaca Paritta berbahasa Pali dari Theravada maka itu adalah suatu kenyataan sejarah di nusantara yang perlahan lahan harus diperbaiki agar nama judul nama Tridharma itu sesuai dengan isi nya.

Secara umum Buddhism Theravada kan tidak yakin kepada Buddha – Buddha yang lain selain Buddha Gautama. Buddhism Theravada juga tidak meyakini keberadaan Bodhisattva Mahasatva.

Perjalanan sejarah Tridharma (Sam Kauw) sebagai suatu organisasi di Indonesia yang panjang sedang dalam perbaikan…

Parita Pali
Parita – parita dalam bahasa pali yang selama ini sudah dipelajari oleh umat Tridharma (Sam Kauw) tentu saja masih tetap berguna dan bermanfaat bagi diri sendiri tapi secara organisasi maka akan ada upaya untuk mengkoreksi dan secara perlahan natural mao belajar Nien Jing berbahasa Mandarin walau dengan Han Yue Pin Yin sehingga walau tidak bisa baca Hanzi tapi mulai memperbaiki diri.

Kathina
Perayaan Kathina itu biasa nya juga tidak dirayakan oleh Sangha Mahayana dan atau Sangha Tantrayana (Lama / Rinpoche). Sangha Theravada tentu wajib merayakan Kathina.

Organisasi Majelis Tridharma tidak memiliki Sangha.
Rohaniwan tertinggi di organisasi Majelis Tridharma itu bukan Bhikku / Bhiksu.
Juga bukan Haksu / Bunsu Agama Konghucu
Juga bukan Taoshi/Tosu Agama Tao

Rohaniwan tertinggi bagi umat Tridharma (Sam Kauw) adalah Pandita Tridharma itu sendiri (Maha Pandita, Pandita Utama, Pandita Madya, Pandita Muda, Dharmaduta).
Umat Tridharma wajib melaksanakan Upacara Puja Bakti Dana Tridharma setahun sekali antara yang di mulai pada Kauw Gwe berakhir Cap it Gwe.

Umat Tridharma yang dibina oleh Majelis Tridharma tidak memiliki Sangha sehingga dengan sendirinya tidak wajib melaksanakan Hari Kathina.
Tapi Kalo umat Tridharma mao ikut melaksanakan Hari Kathina maka tentu saja boleh dan bagus.
Disarankan Kalo pun umat Tridharma mao merayakan Kathina maka jangan hanya mengundang Bhikku Theravada saja tapi juga mengundang juga Bhiksu Mahayana dan Lama / Rinpoche dari Tantrayana.

Tridharma itu bukan sekte Agama Buddha / Agama Konghucu / Agama Tao
Mana ada Agama Buddha sekte Tridharma ???
Mazhab Agama Buddha itu kan hanya Theravada dan Mahayana.

Tidak ada Agama Khong Hu Cu sekte Tridharma.
Tidak ada Agama Tao sekte Tridharma.

Sejak tahun 1945 yang lalu Sam Kauw Hwee berada di bawah Dirjen Bimas Hindu Bali / Dirjen Bimas Hindu & Buddha / sekarang Dirjen Bimas Buddha. Kemenag RI maka itu adalah status pembinaan administrasi pemerintah terhadap Warganegara yang mana umat Tridharma dikategorikan dikelompokan sebagai Agama Buddha agar pemerintah mudah membina mengelola administrasi nya.
Sedangkan secara ibadah tentu saja umat Tridharma (Sam Kauw) itu tidak melakukan ritual ibadah seperti yang dilakukan oleh:
Majelis Agama Buddha /
Majelis Agama Khong Hu Cu /
Majelis Agama Tao.
Dan Majelis Tridharma memiliki tata ritual ibadah Tridharma tersendiri.

Sejak tahun 1934, sebelum Indonesia merdeka tahun 1945,
Umat Sam Kauw tentu iman nya adalah sinkretis terhadap Tiga Agama.
Yang sinkretis itu adalah iman dan penghayatan lalu pengamalan nya dalam keseharian.

Kitab suci dari Tiga Agama tersebut tentu tetap masing masing dan tidak dicampur adukan.

Umat Tridharma tidak minta agar Tridharma itu jadi Agama sendiri.

Organisasi Tridharma (Sam Kauw Hwee) tidak membuat sinkretisme agama karena memang Tridharma itu sendiri adalah sinkretisme Agama yang secara natural alamiah dalam praktek.

Tridharma (Sam Kauw) itu sendiri adalah Agama.
Tapi organisasi Tridharma tidak minta pengakuan sebagai agama di KTP karena memang tidak perlu.
Yang perlu itu adalah praktek ajaran Tridharma sebagai The Way of Thinking & The Way Of Life dalam keseharian agar hidup Po Pi Peng An.

Tridharma sebagai agama itu terjadi secara natural alamiah sejak sekitar tahun 400 an masehi ketika Bhiksu Bodhidharma (Tat Mo Co Su) dari India datang ke Tiongkok untuk mulai mengajarkan Buddhism Mahayana kepada masyarakat Tionghoa hingga mencapai puncak nya pada jaman Dinasti Tang (tahun 900 an masehi).
Lalu pada jaman Dinasti Ming / Beng (tahun 1500 an), Guru LIN CHAO EN mendirikan Sekolah Tridharma yang pertama di Fujian.

Pada Maret 1934 Kwee Tek Hoay mendirikan organisasi Sam Kauw Hwee di Batavia. Saat itu tentu saja NKRI belum merdeka. Kwee Tek Hoay lahir pada 31 Juli 1886 di Curug, Bogor dan wafat pada tanggal 04 Juli 1952. Organisasi Sam Kauw Hwee didirikan oleh Kwee Tek Hoay untuk mencegah kristensisasi terhadap warga Tionghoa dan juga meningkatkan pengajaran Sam Kauw untuk pengamalan dlm keseharian.

Pada jaman Orde Baru (Soeharto) semua kelenteng / Bio dipaksa untuk ganti nama jadi Wihara padahal kelenteng / Bio itu bukan Wihara karena kelenteng / Bio itu kan isi nya adalah memang gado gado sinkretisme Tiga Agama bahkan ditambah lagi dengan kearifan lokal ada Mbah Dato, Mbah Jugo, Aki Semar, Mbah Banten, Mbah Eyang Suryakencana, Mbah Prabu Siliwangi dll.

Ketika Rezim Orde Lama (Soekarno) itu ada Agama Konghucu di KTP.
Ketika Rezim Orde Baru (Soeharto) maka Agama Konghucu tidak Ada di KTP tapi praktek kebaktian ibadah dan ajaran Agama Konghucu tidak dilarang.
Ketika Orde Reformasi (Gus Dur) maka Agama Konghucu di KTP diperbolehkan lagi.

Umat Tridharma itu di KTP nya ya tentu saja boleh ber Agama Buddha atau ber Agama Konghucu atau ber Agama Tao (saat in Agama Tao belum ada).
Namun Pengurus Organisasi Tridharma harus ber Agama Buddha di KTP Karena organisasi Tridharma berada di bawah pembinaan Dirjen Bimas Buddha, Kemenag RI.

Umat Tridharma itu lebih cocok kepada Mahayana Buddhism maka tentu saja umat Tridharma dianjurkan agar banyak mendalami Kitab Tripitaka terutama Mandarin Teks seperti Omitokeng, Kim Kong Keng, Po Bun Pin dll.

Pada era tahun 1934 Kwee Tek Hoay dengan Sam Kauw Hwee & Persatuan Teosofi adalah yang pertama kali mengundang Bhikku Narada (Theravada) asal Srilanka.

Pada saat itu terjadi perdebatan sesama pengurus kenapa Sam Kauw Hwee yang berprinsip Mahayana Buddhism tapi mengundang Bhikku Narada dari mazhab Theravada Buddhism ???
Kan itu kurang pas karena ibarat Gereja Katolik tapi mengundang Pendeta Protestan.
Demikian perdebatan yang di catat dalam Madjalah Sam Kauw Gwat Po terbitan taon 1934.

Tahun 1934 Bhikku Narada menanam bibit pohon bodhi pertama di Candi Borobudur – Jawa Tengah dan merayakan Waisak pertama sejak keruntuhan kerajaan Majapahit.

Sembilan Poin
Berdasarkan studi pustaka Madjalah Sam Kauw Gwat Po dan juga karya tulis KTH lainnya, alasan nya adalah karena :

1. Saat itu terjadi konflik perang saudara di Tiongkok sehingga sulit mengundang bikshu Mahayana ke Batavia / Java.

2. Saat itu di Nusantara juga banyak oknum bhiksu Mahayana di klenteng – klenteng tapi terjadi banyak korupsi dan memperdagangkan agama oleh oknum bhiksu sehingga Kwee Tek Hoay mendirikan Sam Kauw Hwee juga sebagai upaya untuk bersih – bersih dari oknum bhiksu korupsi yang memperdagangkan agama.

3. Saat itu Bhikku Narada dari Srilanka sedang dalam perjalanan kunjungan Dharmatalk ke Singapore & Malaka sehingga Sam Kauw Hwee mengundang sekalian datang ke Batavia dan Java sehingga bisa hemat ongkos / hemat biaya karena sikon ekonomi saat itu juga sedang krismon akibat perang dunia.

4. Tahun 1952, The Boan An sebagai Ketua Umum Gabungan Sam Kauw Indonesia (GSKI) menjadi bhikku di Srilanka dengan nama Bhikku Ashin Jinarakhita yang kemudian dikenal dengan nama panggilan Sukong.
Sikon pembinaan umat Tridharma mulai bernuansa Theravada versi Srilanka yang baca parita dengan nada irama yang khas Srilanka.

5. Tahun 1978, mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Tridharma bernama Balaratana Asoka menjadi Bhikku Subalaratano sehingga sikon pembinaan umat Tridharma kian bernuansa Theravada.
Di lain pihak Sangha Mahayana juga belum aktif dan tidak ada bhiksu / suhu yang bisa lancar ceramah dalam Bahasa Indonesia.

6. Tahun 2005, mantan wakil Sekjen Pengurus Pusat Pemuda Tridharma Indonesia yang Juga putri sulung Maha Pandita Sasanaputera Satya Dharma (Thio Liang Ek) yaitu Dian Paramita Satyadharma menjadi Bhiksuni Mahayana dengan nama Bhiksuni Badra Loka.

7. Kaum muda Tridharma mulai melek menyadari dengan kekeliruan yang terjadi selama ini sehingga perlu ada koreksi sedikit – sedikit untuk menata organisasi & komunitas Tridharma.

8. Maksudnya kenyataan sejarah tersebut di atas adalah semua peristiwa terjadi bukan atas dasar unsur kesengajaan yang dibuat buat tapi terjadi dengan sendiri nya sebagai respon kebutuhan sikon saat itu.
Tidak ada pihak yang salah….

9. Seperti nasehat dari Maha Pandita Sasanaputera Satyadharma (Thio Liang Ek) bahwa pembinaan umat Tridharma itu lebih cocok dengan konsep Mahayana Buddhism yang lebih cocok dengan Confucianism dan Taoism. Di lain pihak Theravada Buddhism kan memang cenderung untuk tidak bisa mitch & match dengan Confucianism & Taoism.

Kamsia

Tikong & Sinbeng / Posat Po Pi

Jakarta, 3 December 2018

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *