Kamu Harus Tau, Inilah Asal-Usul Kesenian Gambang Kromong
Sebutan “Gambang Kromong” diambil dari nama dua buah alat perkusi, yaitu gambang dan kromong. Kesenian gambang kromong merupakan perpaduan yang cukup harmonis antara unsur pribumi dan unsur tionghoa. Secara fisik unsur tionghoa tampak pada alat music geseknya, yaitu tehyan, kongahyan dan sukong. Sedangkan alat musik lainnya yaitu gambang, kromong, gendang, krecek dan gong merupakan unsur pribumi.
Gambang Kromong Hasil Kesenian Tionghoa Peranakan
Ternyata orkes gambang kromong ini merupakan perkembangan dari orkes yang-khim yang terdiri atas yang-khim, sukong, hosian, thehian, kongahian, sambian, suling, pan (kecrek) dan ningnong.
Karna yang-khim sulit diperoleh, makan digantilah dengan gambang yang larasanya disesuaikan dengan notasi yang diciptakan oleh orang-orang hokkian.
Sukong, tehian dan kongahian tidak begitu sulit untuk dibuat di sini. Sedangkan sambian dan hosiang ditiadakan tanpa terlalu banyak mengurangi nilai penyajian musik.
Gambang Kromong Disenangi Bukan Hanya Oleh Tionghoa Peranakan
Orkes gambang yang awalnya hanya disenangi oleh kaum tionghoa Peranakan, lama kelamaan disenangi juga oleh golongan pribumi karena terjadinya proses pembauran pada masa itu. Proses perbauran tersebut terjadi setelah pemberontakan tionghoa melawan Belanda pada tahun 1740, karena terlalu ditekan oleh pejabat-pejabat VOC.
Pada waktu terjadi pemberontakan itu banyak orang tionghoa yang meloloskan diri keluar kota Batavia, diantaranya banyak yang menetap ke Babelan, Tambun, Bekasi, Lemahabang, Jonggol dan Tangerang. Mereka hidup berbaur dalam lingkungan penduduk pribumi.
Oleh karna itu gambang kromong tersebar luas ke seluruh penjuru kota, hingga ia tidak hanya dikenal di Jakarta, tetapi juga sampai ke bagian utara Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek) sekarang ini.
Sumber: Abdul, Rodzik, A. 2008. Akulturasi Budaya Betawi Dengan Tionghoa. Jakarta.