Feng Shui – Benarkah Feng Shui Suatu Tempat Berubah? – Oleh: Suhana Lim

Catatan: thanks untuk waktu dan perkenaannya untuk mengikuti tulisan berikut sampai tuntas.

Sutjipto Huang menshare di page facebook saya sebuah artikel, yang sayangnya tidak ada info mengenai siapa penulisnya. Tidak jelas pula artikelnya ditulis dalam konteks apa? Tulisan yang di share oleh Sitjipto Huang (sebagian sudah saya edit agar tidak terlalu panjang) adalah sebagai berikut dibawah ini:

“Etnis Tionghoa umumnya percaya Feng Shui suatu tempat berubah setelah satu periode. Saya ngak tahu persisnya satu periode itu berapa lama. Colek Master Feng Shui Suhana Lim untuk pencerahan.

Kemarin saya temani “my love” cari sepatu ke Pasar Baru. Suatu pusat perbelanjaan yang pernah TOP BGT pada masanya. Apa yang saya saksikan? Sebagian toko sudah pada tutup. Entah karena memang libur nasional atau sudah tutup permanen. Tapi toko-toko yang masih buka memang menunjukkan pertanda sudah tergerus perkembangan jaman.

Beberapa toko yang dimasuki… (sengaja dipersingkat)…

“Berubah atau punah”, demikian judul bukunya Kevin Wu yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh para pemilik toko di Pasar Baru.

Entah suramnya Pasar Baru memang karena feng shui-nya sudah berubah, atau karena pemilik toko yang tidak berubah mengikuti perkembangan jaman.

Aiiih.. Andaikan bangunan toko Lee Ie Seng (1873) bisa menceritakan kejayaannya pada masa itu. Demikian khayalanku di pagi yang cerah ini sambil ditemani segelas lemon tea Dunkin Donuts.”

Komentar saya:

Dari faktor Langit: masalah ba zi ikut memengaruhi. Bisnis yang cocok bagi sang kakek, belum jaminan akan sukses saat ditangan sang anak, dan atau sang cucu. Kecocokan antara ba zi dan jenis bisnis sangat penting! Belum lagi soal faktor hoki yang beda-beda antara individu. Jadi misalkan sang kakek atau sang ayah sukses mengelola bisnis sepatu, jatuh ke tangan anak, belum jaminan pasti akan juga mengalami keberhasilan yang serupa. Sang ayah atau kakek boleh saja adalah jawara di bidang tekstil, tapi kalau si anak dan cucu tidak cocok dengan bidang tekstil, maka akan memengaruhi kemajuan bisnisnya!

Dari faktor Manusia: era berganti, life style berubah. Di masa kejayaannya kawasan Pasar Baru, dan kawasan bisnis lainnya tentu tidaklah punya banyak saingan seperti era milenial. Jadi pilihan bagi masyarakat tidak banyak. Maka Pasar Baru, Pasar Pagi, menjadi primadona dan ramai dikunjungi. Now, disetiap pelosok terdapat mall dari berbagai kualitas dan ukuran. Masing-masing menawarkan daya tarik dan kelebihan sendiri-sendiri. Tentunya semua ini ikut mengurangi selera orang untuk bertandang ke pusat-pusat perbelanjaan tempo dulu.

Tingkat perekonomian masyarakat mayoritas sudah lebih maju membutuhkan penyesuaian gaya hidup. Shopping mall yang modern, mewah, nyaman ibarat gadis cantik yang molek dan seksi otomatis akan lebih difavoriti buat dikunjungi. Pusat-pusat perbelanjaan vintage model Pasar Baru tentu tetap masih ada peminat nya juga, tetapi tentunya telah beda dibandingkan her heyday nya dulu.

Hal lain yang menyangkut attitude pelaku bisnis nya juga tentu ikut memengaruhi. Kalau si pengelola bisnisnya tidak mau mengikuti perubahan jaman, enggan menyesuaikan dengan the latest way of doing business, pasti akan terkena imbas. Sekarang pusat belanja modern saja banyak yang kaput (koit) karena mulai tergerus oleh gaya belanja online. Apalagi pusat bisnis jadul, umumnya kurang dirawat dan berkesan terabaikan. Pihak pemda tidak peduli dan merawat, pihak pemilik pun umumnya cuek. Apalagi kalau generasi penerus sudah tidak tinggal dilokasi, atau sudah tidak melanjutkan bisnis nya. Tentunya semua tadi seperti individu yang sudah masuk lansia, tidak merawat diri dan menjaga penampilan. Daya tarik tentu menurun, dilihatnya tentu sudah kurang meresep!

Dari faktor Bumi: in regards dari masa berlaku feng shui suatu kawasan, sebenarnya tidak harus selalu karena setiap tahun atau setiap berapa tahun sekali akan berubah. Perubahan feng shui, bergantung dari bagaimana sikon surrounding kawasan. Dipengaruhi pula oleh aktivitas perubahan yang terjadi di dalam kawasan itu sendiri.

Perubahan bangunan fisik inside and surrounding kawasan tentu merubah energi dan dinamika pergerakan energi di kawasan. Banyak sekali contoh yang bisa disaksikan langsung. Sejak jembatan layang Pasar Pagi – Jembatan Lima beroperasi, maka hampir semua bank-bank di kawasan yang diliwatinya satu persatu pada “rontok.”

Sejak beroperasinya jalan layang Antasari, saya banyak mendapat klien dari kawasan yang diliwati jalan layang tersebut. Umumnya pada mengalami problem di kehidupan mereka sejak adanya objek massive di depan rumah/bangunan mereka!

Perubahan arus lalu lintas juga ikut menyumbang pada dinamika energi sebuah kawasan. Either jadi lebih positif atau sebaliknya. Faktor ini juga adalah urusan feng shui, yang banyak tidak disadari. Karena umumnya fokus orang-orang hanya ke soal setiap tahun harus melakukan ini di sektor itu, membuat itu di sisi ini bangunan!

Hence why, pentingnya untuk punya perencanaan tata kota, tata kawasan yang baik. Karena kalau masing-masing hanya memerhatikan kepentingan nya sendiri-sendiri, maka in the long run berarti sama-sama dirugikan, sama-sama “bunuh diri!”

Ini (penataan wilayah yang rapih, teratur dan positif) juga salah satu sebab mengapa wilayah seperti Singapore dan Hongkong mengalami kemajuan pesat. Meski secara alami, feng shui mereka lebih jelek feng shui nya daripada feng shui Indonesia!

Suhana Lim (Konsultan Feng Shui Internasional)

Suhana Lim
(Konsultan Feng Shui Internasional)

Website: www.suhanalimfengshui.com
Email: suhanalim@gmail.com
Facebook: Suhana Lim (url)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *