SOJA Merupakan Sikap yang Mencerminkan Keimanan SAM KAUW – Oleh: Romo Marga Singgih

SOJA Merupakan Sikap yang Mencerminkan Keimanan SAM KAUW - Oleh: Romo Marga Singgih

Dear sahabat.

Zhu Ni Hau…

SOJA merupakan sikap yang mencerminkan keimanan Sam Kauw.

Umat Sam Kauw sejati nya menggunakan sikap SOJA dalam melaksanakan kebaktian / sembahyang / ibadah.

Agama Buddha mazhab Theravada masuk ke Tiongkok pd thn 67 Masehi tapi tidak berhasil dan kemudian mulai abad ke 3 datang lah Agama Buddha Mahayana (Bikshu Bodhidharma / Tat Mo Co Su) shg akhir nya secara perlahan lahan mendapat penerimaan dan puncak nya pada abad ke 10 secara resmi Agama Buddha Mahayana menjadi salah satu agama resmi pada jaman Dinasti Tang.

Di setiap Wihara Mahayana maka pada altar utama Sakyamuni Buddha biasanya di apit oleh 2 siswa utama yaitu di kiri adalah Yang Mulia Arahat Ananda dng bersikap Anjali dan di kanan adalah Yang Mulia Arahat Mahakasyapa dng bersikap SOJA.

Yang Mulia Arahat Mahakasyapa bersikap SOJA tsb terdapat hampir di seluruh Wihara Mahayana di seluruh dunia (Tiongkok. Taiwan. Jepang. Korea. Singapore. Malaysia. Indonesia. Amerika. Eropah) yang mana hal tsb mengindikasikan bahwa perkembangan Agama Buddha Mahayana di Tiongkok tsb bisa diterima karena Agama Buddha Mahayana akomodatif terhadap budaya Tionghoa dan tidak menghilangkan kearifan lokal / identitas budaya / identitas keimanan yang sudah ada terlebih dahulu yaitu Agama Dao/Tao (Lo Cu/Lao Zi) dan Agama Ru / Ji (Khong Hu Cu/Kong Zi).

Umat Sam Kauw di Indonesia selama Rezim Orde Baru berkuasa menggunakan sikap Anjali karena sikon politik dengan Salam Namo Buddhaya bahkan nama nama kelenteng / bio / Sinbeng / Posat juga di Indonesia kan.

Sejati nya umat Sam Kauw itu ya bersikap SOJA karena merupakan bagian dari iman dan mengandung banyak makna / pelajaran Sam Kauw itu sendiri.

Sikap SOJA :
Telapak tangan kanan (Simbol Yin / im) di kepal.
Telapak tangan kiri (Simbol Yang) membungkus kepalan tangan kanan.
Jempol kanan (im) & kiri (yang) membentuk huruf Ren (Manusia).

SOJA atau 祝 賀 zhu he

Kepalan Tangan =
八 德 禮 Ba De Li
(etika 8 kebajikan)
terdiri : 4 jari kiri & 4 jari kanan

Tangan kanan lambang :
孝 xiao = bakti
祶 di = persaudaraan
忠 Zhong = setia
信 Xin = Kepercayaan ( genggam di dalam)

Tangan kiri lambang :
禮 Li = etika
義 Yi = Kebenaran
廉 Lian = Suci hati
恥 Chi = tahu malu

Dua jempol diatas lambang kedua org tua & restu leluhur.
Jempol kanan = ibu
Jempol kiri = ayah

Cara genggam :
左 手 屬 善 當 在 外
zuo shou shu shan dang zai wai
Tangan kiri termasuk bajik berada diluar

右 手 屬 惡 抱 內 邊
You Shou Shu E Bao Nei Bian.
Tangan kanan adalah amarah bungkus didalam.

SOJA digunakan saat :
1.
Bertemu sesama umat Sam Kauw dalam pertemuan kebaktian / ibadah / persembahyangan karena tidak semua umat Sam Kauw itu di KTP nya tertulis ber agama Buddha.

Umat Sam Kauw di KTP juga boleh ber agama Khong Hu Cu (Ru / Ji) atau ber agama Tao (bila nanti sudah ada di Form KTP kelurahan/desa)
2.
Berdoa / Sembahyang kpd Tian / Sam Kauw Seng Jin / Sinbeng / Posat
3.
Memberikan salam kepada sesama umat Sam Kauw saat di Rumah Duka atau di Rumah Pesta atau dimanapun berada.

ANJALI digunakan saat :
1.
Bertemu dng umat Buddha lain nya yang bukan Sam Kauw / Non Tridharma.
2.
Bertemu dng Pejabat Pemerintah yg beragama Buddha.
3.
Saat Nien Jing (Liam Keng / Nyam Kin) atau baca Mantra / Paritta.

Jadi sebaiknya umat Sam Kauw bisa menempatkan diri yaitu tetap bersikap SOJA pada moment yang memang seharusnya bersikap SOJA yaitu kepada sesama umat Sam Kauw sendiri.

Dan bersikap ANJALI pada saat yang seharusnya bersikap Anjali.

Biasa nya / sebaik nya kalo ber doa dengan sikap soja kepada :

1.
Tian bersoja adalah soja di atas dahi kepala.

2.
Buddha / Seng Jin (Seng Ren) dan Bodhisatva / Dewa Dewi (Sinbeng / Sen Ming) adalah soja pas di dahi

3.
Orang tua / alm leluhur adalah soja pas di mulut.

4.
Kepada sesama teman se umur an adalah soja di dada.

Namun yg nama nya Sam Kauw / Tridharma itu adalah agama yg di anut oleh kebanyakan orang Tionghoa itu merupakan agama rakyat (Folk Religion) dan banyak menggunakan ajaran ajaran tak tertulis dan di ajarkan secara verbal turun temurun shg tdk ada patokan baku yg jadi keharusan.

Sehingga yg terjadi pada kenyataan dalam keseharian di masyarakat maka biasa nya umat melakukan doa dng ber soja di dada saja walau pun berdoa kpd Tian / Seng Ren / Sen Ming / Bodhisatva / Dewa Dewi / alm leluhur.
Dan hal tsb tdk merupakan pelanggaran / kesalahan.

Semoga dapat dipahami.

Tikong & Sinbeng / Posat Po Pi.

Gan En Da Jia

Salam.

Marga Singgih

Ketua
Perkumpulan Tridharma
(Sam Kauw Hwee)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *