Pengertian tentang Tuhan di dalam Pemujaan Kelenteng (Bagian 4)

Pengertian tentang Tuhan di dalam Pemujaan Kelenteng
(Bagian 4)

Setelah membaca tentang
Pengertian tentang Tuhan di dalam Pemujaan Kelenteng (Bagian 1) ,
Pengertian tentang Tuhan di dalam Pemujaan Kelenteng (Bagian 2) ,
Pengertian tentang Tuhan di dalam Pemujaan Kelenteng (Bagian 3) ,
marilah sekarang kita lanjut pembahasan pengertian tentang Tuhan di dalam pemujaan kelenteng.

Berbagai Sebutan Terhadap Shang Di

Shang-di, Tuhan, Allah atau apalah namanya adalah sebutan untuk Roh Suci yang mempunyai kedudukan paling tinggi dan merupakan Pencipta alam semesta serta semua isinya. Dalam bahasa Tionghoa Shang-di berarti Kaisar yang bertahta di atas. Secara ringkas sifat Shang-di dapat dikatakan sebagai berikut: Paling mulia dan paling terhormat, maha pengasih dan maha penyayang, menguasai yang tidak ada maupun yang ada, menguasai yang bergerak dan yang tidak bergerak. Dua kalimat yang pertama adalah merupakan penjabaran dari kata “Shang” (atas), sedangkan dua kalimat yang kedua menerangkan sifat “Di” (Kaisar).

Maha pengasih dan Maha penyayang, berarti juga maha pemurah dan pengampun Maha mulia dan paling tinggi, tidak ada yang lebih tinggi dari Dia. Paling terhormat dan tidak ada yang lebih terhormat dari dia, dan dia paling abadi. Memerintah atau menguasai yang ada (berarti Tai-ji) dan yang tidak ada (berarti Wu-ji). Melihat sifat-sifat Nya yang begini, jelas Yu Huang Da Di, atau sering juga disebut Yu Huang Shang Di, yang walaupun memiliki sebutan Shang-di juga, belum pantas mendudukinya. Di dalam cerita-cerita rakyat seringkali Yu Huang Da Di dilukiskan sebagai seorang Kaisar yang kadang-kadang kurang bijaksana dan seringkali bingung dalam menghadapi persoalan-persoalan. Di dalam cerita Xi You Ji misalnya ia digambarkan sebagai tidak berdaya menghadapi si Kera Sakti Sun Wu Kong, sehingga terpaksa minta bantuan sang Buddha Sakyamuni.

Di dalam buku-buku kuno hal-hal yang menyangkut Shang-di dan sebutan-sebutan kepadaNya memang banyak disebut. Dalam Yi-jing (Book of chance) ada kata-kata begini: “.. . kedudukan meningkat karena Shang-di, … dapat menikmati hidup karena Shang-di …”. Buku dari dinasti Xia terdapat sebutan. “Shang-di yang maha mulia”. Dari kitab dinasti Zhou ditemukan kata-kata: “Dengan penuh rasa hormat mengabdi kepada Shang-di”. Di dalam Zhong-yong disebutkan: “… sebab itu kita harus bersembahyang kepada Shang-di”. Kitab Meng-zi mengatakan: “… sebab itu kita harus mengabdi pada Shangdi…”. Di dalam kitab Xiao-ya terdapat sebutan “Ming Ming Shang Di”. di dalam Da-ya disebut “Tang Tang Shang Di”. Sebutan “Wei Huang Shang Di” terdapat dalam Tang gao, dan, “Huang Tian Shang Di” disebut di dalam kitab Zhao-gong. Demikianlah dengan jelas telah kita ketahui bahwa Shang-di dan penghormatannya sudah dikenal sejak jaman purba.

Walaupun sudah banyak disebut dalam kitab-kitab kuno, tentang siapa yang dianggap sebagai Shang-di di dalam Daoisme pun tidak selalu seragam. Dao-jiao (Agama berdasarkan Daoisme) yang didirikan oleh Zhang Dao-ling mula-mulanya menyebut Lao-zi sebagai yang tertinggi seperti yang dicantumkan dalam “Kisah-kisah dari catatan sejarah”. Kaum Tai-ping-dao dan Tian-shi-dao jelas-jelas menyebutnya sebagai Pencipta Alam semesta, dan kitabnya dianggap sebagai kitab suci. Sejak itulah Lao Zi anggap sebagai Shang Di. yang punya kedudukan tertinggi, dan disebut Wu Shang Da Tian-Zun (Yang Maha Mulia dan Tiada yang lebih tinggi). Dalam Lao-zi neizhuan (Kisah-kisah tentang Lao Zi) disebutkan: “Tai Shang Lao Jun, aslinya bernama Li Er alias Bo-yang, atau Z’nong-er, berasal dari negeri Chu. Ibunya hamil setelah intisari hati matahari yang berupa bintang memasuki mulutnya. Kehamilannya berlangsung selama 72 tahun. Lao Zi lahir dibawah pohon li melewati ketiak kiri ibunya. Ia kemudian memakai nama keluarga Li. Karena pada waktu lahir ia sudah tua, maka disebut Lao Zi (Si anak tua). Karena telinganya berlubang tiga sebab itu ia disebut juga Lao Dan. Ia berdarah putih, bermuka warna emas …”.

Wang Qi dalam “Wen-xian tong-kao-lanjutan” menyebutkan bahwa Ge Zhi Chuan seorang pakar Daoisme jaman kuno berkata: “Lao Zi berkali-kali menjelma ke dunia, dan tiap kali selalu berganti nama. Pada jaman Kaisar Huang Di ia menjelma sebagai Guang Cheng Zi. Jaman Kaisar Wen Wang dari Dinasti Zhou sebagai Xie Yi Zi seorang pengurus perpustakaan kerajaan. Kemudian pada masa Kaisar Wu Wang juga Dinasti Zhou ia menjelma menjadi Yu Cheng Zi seorang menteri pembangunan. Lalu jaman Kaisar Kang Wang (Zhou) menjadi Guo Shu Zi. Pada permulaan Dinasti Han ia turun sebagai Huang Shi Gong, pada masa pemerintahan Kaisar Wen Di, ia menjadi He Shang Gong.”

Sesungguhnyalah kedudukan Lao Zi sangat tinggi dan sangat terhormat. Masih ada lagi kisah yang mengatakan bahwa Lao Zi telah menciptakan San-qing (tiga sorga dalam kepercayaan Daoisme yaitu Yu qing, Tai-qing dan Shang-qing). Karena itulah Lao Zi atau Tai Shang Lao Jun disebut sebagai Xuan Yuan Huang Di. Tapi setelah munculnya Yuan Shi Tian Zun, pada jaman 6 Dinasti, nama Lao Zi mulai menurun..

Yuan Shi Tian Zun kemudian dianggap sebagai yang tertinggi, Kelihatannya tokoh ini adalah hasil renungan dari para pakar Daoisme pada masa itu. Menurut mereka Yuan Shi tidak mempunyai asal mula dan tidak mempunyai atasan, dari dialah semua mahluk berasal. Ia dilahirkan dari intisari alam semesta dan merupakan permulaan dari semua yang ada. Seringkali nama Yuan Shi (yang berarti yang paling mula-mula dikacau-balaukan dengan Yu Huang Da Di. Tapi sesungguhnya kedudukan Yuan Shi adalah lebih tinggi dari Yu Huang. Tapi kalau kita telaah riwayat Yuan Shi Tian Zun seperti yang termuat dalam kitab Zhen-zhong Shu karya Ge Hong, seorang sarjana Daoisme terkemuka, bahwa Yuan Shi Tian Zun lah yang kemudian dipuja sebagai Tian Fu (Ayahanda Langit). Tapi Tian Fu samakah dengan Shang Di. hal ini juga tidak dapat diketemukan penjelasan yang memuaskan.

Masih ada sebutan lagi yang mengacu pada Penguasa Langit tertinggi, yaitu San Guan Da Di. Sebutan ini muncul pada akhir Dinasti Han, yang dipopulerkan oleh kaum Tai Ping Tao (salah satu sekte Dao-jiao) yang dipimpin oleh Zhang Jiao. Tian Guan (Penguasa Langit) salah satu dari San Guan Da Di itu seringkali dikaitkan dengan Yu Huang Da Di.

Kong Zi hanya sedikit menyinggung tentang Shang-di. Dalam ajarannya ia menganjurkan pengikutnya untuk sepenuhnya percaya pada Huang Tian Shang Di. Kong Zi lah yang mulai menata kembali upacara-upacara sembahyang kepada Shang-di. Pada prinsipnya semula yang dipuja adalah semesta alam yang di dalamnya terdapat tiga unsur. Tiga unsur ini yang kemudian dikenal sebagai Tian Huang (Kaisar langit), Ti Huang (Penguasa bumi) dan Ren Huang (Kaisar manusia). Dari istilah Tian Huang inilah kemudian Kong Zi menganjurkan untuk memuj a Huang Tian Shang Di sebagai Tuhan. Para kaisar dari berbagai dinasti mengadakan penghormatan kepada Huang Tian Shang Di ini. Di Altar Agung kerajaan di Beijing yang disebut Tian-tan, tempat para kaisar dari Dinasti Ming dan Qing mengadakan puja bhakti kepada Shang-di, yang dianggap sebagai leluhurnya, terdapat sebilah papan suci yang bertuliskan nama Huang Tian Shang Di. Hanya itulah yang disebut oleh Kong Zi dalam ajarannya tentang pemujaan kepada Shang-di. Selanjutnya ia mengajarkan bahwa: Melakukan perintah Tuhan dinamakan “watak-sejati”. Berbuat berdasarkan watak sejati adalah Dao, dan mengajarkan dan mengalami Dao disebut agama.

Tian Dao, suatu aliran agama yang merangkum tiga ajaran yaitu Buddhisme Daoisme dan Konfusianisme, paling tegas dalam menunjukkan nama Shang-di. Menurut mereka, Shang-di atau Tuhan yang Maha Kuasa adalah Ming-Ming Shang Di yang dalam bahasa Hibrani disebut Yehowa, dan Allah dalam bahasa Arab. Alam semesta dibagi tiga lapis, yaitu: Li-tian (Nirwana) yang paling tinggi, lalu kemudian Qi-tian (Kahyangan) dan yang paling bawah adalahi Xiang-tian (Alam rupa) tempat manusia dan yang lain. Ming Ming Shang Di berkedudukan di Li-tian. Sedangkan Yu Huang Shang Di adalah yang tertinggi di tingkat Qi-tian, ia dibantu para dewa-dewi dan malaikat-malaikat dalam melaksanakan pemerintahan alam semesta. Sebab itu dia adalah menteri dari Ming Ming Shang Di. Kedudukan Yu Huan g Da Di dijabat secara berganti-ganti dan masa jasa jabatannya terbatas.

Ming Ming Shang Di mengeluarkan firmannya yang disebut Dao. Dan Dao inilah yang menjadi sumber dari segala kebenaran dan sumber kehidupan dari semua makhluk yang ada di dalamnya. Sebab itu di dalam kehidupannya, manusia yang meninggalkan Dao bagaikan kereta api yang keluar dari rel, atau ikan terpisah dari air. Da o harus disebarluaskan diantara umat manusia, karena dewasa ini manusia makin cenderung untuk berbuat jahat tanpa menghiraukan ajaranajaran Tuhan. Dao harus diajarkan agar manusia kembali menjadi baik dan kembali ke watak dasarnya yang suci supaya dunia ini kembali tenang dan damai. Sebab itulah kaum Tian Dao sangat aktif dalam menyebarkan ajarannya.

Karena yang akan kita bahas ini terutama adalah asal usul Dewa-dewi kelenteng yang terutama dipuja oleh kalangan awam, maka dalam urutan kedewaan, kami tetap menempatkan Yu Huang Da Di sebagai yang teratas sesuai dengan kepercayaan rakyat pada umumnya.

Sumber: Buku Dewa-Dewi Kelenteng, Yayasan Kelenteng Sampookong, Gedung Batu – Semarang, 1990

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *