Kebaktian Sam Kauw

Ajaran Sam Kauw tersebut bersumber dari 3 guru besar dengan 3 kitab yang berbeda. Namun esensi 3 kitab tersebut tidak saling bertentangan bahkan justru saling mendukung kian lengkap.

Ada umat Buddha yang menganggap bahwa ajaran Sakyamuni yang paling sempurna.
Tidak apa-apa itu bagus.

Ada juga umat Khong Hu Cu yang meyakinin bahwa ajaran Khong Hu Cu yang paling baik sehingga tidak perlu disempurnakan oleh ajaran lain.
Itupun tidak apa-apa.

Ada juga umat Tao yang menyakini bahwa ajaran Tao adalah segalanya.
Maka ini pun silahkan saja. Tidak apa-apa juga.

Namun umat Sam Kauw itu meyakini 3 ajaran sekaligus secara berbarengan sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan maka mohon hal ini juga dipahami dan tidak usah dipertanyakan & diperdebatkan bahwa :
Bagaimana mungkin ?
Bagaimana bisa ?

Ajaran Sam Kauw adalah 3 ajaran / 3 Kitab yang tidak dicampuradukan sehingga tercipta suatu ajaran baru.

3 ajaran tersebut tetep bersumber pada kitabnya masing-masing.

Namun secara praktek keseharian maka 3 ajaran tersebut sudah mengalami sinkronisasi sehingga dalam tindakan seseorang umat Sam Kauw maka akan sulit dibedakan mana yang ajaran Buddha ? Mana ajaran Khong Hu Cu ? dan mana ajaran Tao ?

Jadi sinkretisme 3 ajaran tersebut terjadi dalam praktek keseharian.

Contoh :
1. Ketika bersembahyang di Klenteng (Bio) / Wihara Tridharma maka umat Sam Kauw akan Pai Pai kepada semua Dewa Dewi dan atau semua Posat Mohosat (Bodhisatva Mahasatva) bahkan juga kepada Dewa Dewi lokal sekalipun seperti Tan Hu Cin Jin, Sam Po Kong, Mbah Jambrong, Mbah Banten, Aki Semar, Raden Eyang Surya Kencana, Prabu Siliwangi, Mbah Dato, Datuk Kuda Putih, Datuk ini, Datuk itu, dan lain-lain.
2. Ketika bersembahyang ziarah makam / Ceng Beng dan Sembahyang Cit Gwe + Sembahyang Cioko (Rebutan / Rampas) + Sembahyang Pe Gwe Cap Go (Tiong Ciu) + Sembahyang Tangce (Onde)
3. Sembahyang Leluhur dengan Meja Abu Leluhur

Tata ibadah kebaktian Tridharma itu menggunakan tata ibadah Tridharma yang disusun tersendiri secara mandiri.

Kwee Tek Hoay adalah pelopor pergerakan Sam Kauw di nusantara pada tahun 1934, umat Sam Kauw dalam melaksanakan kebaktian maka tidak menggunakan tata cara ibadah agama Buddha dan atau agama Khong Hu Cu dan atau agama Tao.

Banyak kalangan mengatakan bahwa Hari Raya Sin Cia, Cap Go Meh, Ceng Beng, Peh Cun (Bacang), Cit Gwe, Cioko (Rebutan / Rampas), Pe Gwe Cap Goh (Tiong Ciu) dan Tang Ce (Onde) adalah hari raya tradisi & adat istiadat.
Manakala ada yang bilang begitu dan silakan saja tidak apa-apa.

Namun umat Sam Kauw meyakini kesemua hari raya tersebut sebagai hari raya yang penuh makna spiritual ketridharmaan karena senantiasa didahului dengan Sembahyang kepada Tian / Tikong sebagai sumber kehidupan & sekaligus sebagai asal muasal kehidupan.

Secara umum / general maka agama Buddha yang diyakini dan dipelaiari oleh umat Sam Kauw adalah agama Buddha Mahayana Tiongkok dan bukan Mahayana India / Tibet / Bhutan atau pun yang lainnya.

Secara khusus pembinaan umat Sam Kauw (Tridharma) di Indonesia oleh Dirjen Bimas buddha, Kemenag RI karena Tridharma itu dianggep sebagai sekte dari agama Buddha.
Ya itu juga tidak apa-apa. Silahkan saja karena itu kan merupakan tanggung jawab negara dalam melakukan pembinaan administrasi kepada warga negara.

KEBAKTIAN TRIDHARMA

Urutan :

01. Lagu : Mohon Doa
02. Doa Tridharma Pembuka
03. Lagu : Tridharma Gita
04. Ta Li Pai (Hua Yue)
05. Ching Cing Fa Sen Fo Sien Seng (Hua Yue)
06. Lagu : Gan En (Hua Yue)
07. Meditasi & Doa Pengantar Kotbah.
08. Lagu : Keagungan Tridharma.
09. Lagu : Marilah Berdana
10. Kebaktian Penutup (Bahasa Indonesia)
11. Doa Tridharma Penutup
12. Lagu : Rumah Sentosa & Kung Sou … 3x

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *