Cerita Tentang Ciotau Yang Penuh Dengan Nilai Budaya – Oleh : Derby Khouw

Cerita Tentang Ciotau Yang Penuh Dengan Nilai Budaya

Oleh : Derby Khouw

Pagi itu 1 Oktober 2017, Jam baru menunjukan pukul 04.00 suara suara diluar kamar sudah mulai mengusik tidur nyenyak saya yang hari ini akan menjadi hari terbahagia dalam hidup saya. Saudara kandung yang sudah menginap dari kemarin malam disertai dengan saudara dan tetangga terdekat sudah mendekat kedalam rumah kami. Pagi subuh itu akan dilangsungkan Upacara Ciotau, sebuah pernikahan adat Tionghoa yang konon katanya sudah mulai ditinggalkan oleh pengantin zaman now.

Pukul 05.00 Subuh demikian kami dijadwalkan oleh “Orang Pintar” yang memberikan saran untuk kami melangsungkan pernikahan. Hari Baik, Tanggal Baik demikian katanya.  Meja sembhayang sudah siap dari kemarin sore, tukang tiup terompet sudah datang sambil ngopi didepan rumah, para photographer pilihan terbaik kami pun sudah datang. Kami menunggu Nci Lisa, Ia tukang rias yang juga WO wedding organizer klo bahasa kerennya untuk urusan Ciotau ini.  Dengan membawa baju Ciotau, ornamen-ornamen, tetampah dan lainnya Nci Lisa siap untuk membantu menikahkan kami.

“Mana…manten cewenya…?” Ujar nci lisa pagi pagi. Dan keluarga mempelai wanita memulai sesi Ciotau ini pertama kalinya.

Saya gak bisa liat apa apa, Mama papa nyuruh saya masuk kekamar. Konon katanya mempelai pria “diumpetin” dulu, giliran mempelai wanita dulu ciotau baru nanti ketemu.

Didalam kamar alih alih sendiri saya bersama Sensen, ponakan paling kecil yang masih tertidur pulas mencoba “ranjang pengantin” kami hari itu. Saya hanya bisa mendengar riuh suara dari luar, suara terompet, suara tawa dan arahan sang pemandu ciotau, sambil harap-harap kapan giliran saya.

Keluarga mempelai wanita melangsungkan Ciotau, mama papa sembhayang pasang Hio, Ke Thien, Dewa/i dan Ke Leluhur. Demikian inti dari Ciotau, sembhayang Ke Langit, Dewa Dewi dan Ke Leluhur. Bolak balik pasang Hio depan dalam dan belakang.

Terlihat rumah sudah padat dari halaman depan hingga kedalam, keluarga besar menyampur dalam kebersamaan. “Ingin lihat penganten” ujar mereka.  tak hanya itu bahkan ada sahabat yang datang jauh jauh dari Jakarta pagi subuh ini , cuma mau liat Ciotau itu kaya gimana sih?

Usai pengantin wanita sembhayang kemudian di sembunyikan kedalam kamar, giliran sayalah memulai Ciotau , pas buka pintu kamar sudah banyak saudara ternyata penuh sesak didalam rumah. “Wah pengantennya nih” Ujar Aem yang duduk dipojok.

Ritual demi ritualpun saya jalankan, mulai dari sembhayang, naik tetampah, dipakaikan baju ala ala wong fei hung dan juga topi cetok yang etnic banget.  Pas baju sempurna dipakai, para saudara ga sabar ikutan team photographer, mereka mengeluarkan Hape untuk memoto pengantennya. Heran yah..katanya Ciotau itu ribet,  kuno. Tapi kok pada seru.

Entah energi itu tiba tiba memasuk kedalam tubuh, padahal semalaman tidur gak nyenyak mikirin segala persiapan pernikahan.

Yanto photographer pilihan kami hari itu sampai tak henti hentinya menekan tombol shutter. “gua suka banget motret ginian, Etnic banget nih” Ujarnya.

Usai sembhayang kami lanjut acara makan duabelas mangkok, Adit dan Cinyan jadi Secek ( Sebutan untuk pengapit pengantin) menemani saya makan. Entah tiba tiba keluarga sibuk siapin 12 mangkuk hidangan, dan heboh ada 1 mangkuk yang hilang. Lalu digantikan oleh satu mangkuk berisi bapang buatan mertua. Wah ini sih namanya hoki besar ^^

Tawa riang seakan keluar dari semua yang ada disana saat itu. melihat kami bertiga makan 12 mangkuk. Priceless! Kapan lagi kita sekeluarga besar bisa bahagia bareng bareng gitu.

Tak tertinggal para keluarga memberikan doa restu dengan memberikan “Uang pelita” konon untuk jadi bekal mempelai menjalani hidup rumah tangga.

Sesi diakhiri dengan Teapai dengan keluarga sebagai wujud penghormatan kepada mama papa, emak dan saudara dekat lainnya.

Tak lupa kami menyempatkan diri berphoto ala ala pasangan tiongkok di rumah sebelah, kediaman nenek tercinta yang masih mempertahankan rumah kayu zaman dulu. Pas!

Kebersamaan, Kebahagiaan , Keriangan, Nilai seni dan budaya jadi satu pagi itu. Unforgetable!

Sumber : http://www.padamoto.com/2017/11/08/cerita-tentang-ciotau-yang-penuh-dengan-nilai-budaya/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *